Materi laju reaksi
v LAJU REAKSI
Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi dari
reaktan ataupun produk per satu satuan waktu. Untuk reaksi dengan reaktan A dan
B menghasilkan produk C dan D seperti pada rumus persamaan reaksi berikut, seiring
waktu jumlah molekul reaktan A dan B akan berkurang dan jumlah molekul produk C
dan D akan bertambah, dan rumus laju reaksi (v) yaitu:
Tanda
negatif pada laju perubahan konsentrasi reaktan A dan B (reaktan) ditujukan
agar nilainya positif, sebagaimana laju reaksi adalah besaran yang
nilainya harus selalu positif. Satuannya adalah M s-1 atau mol
L-1 s-1.
Teori Tumbukan
Teori tumbukan menyatakan bahwa partikel-partikel reaktan
harus saling bertumbukan untuk bereaksi. Tumbukan antar partikel reaktan yang
berhasil menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif. Energi minimum yang
harus dimiliki oleh partikel reaktan untuk bertumbukan efektif disebut energi
aktivasi (Ea). Pada dasarnya, laju reaksi bergantung pada:
1. Orientasi (arah) tumbukan partikel
Pada reaksi umumnya, partikel harus dalam orientasi yang
tertentu ketika bertumbukan agar tumbukan yang terjadi efektif menghasilkan
reaksi. Sebagai contoh, perhatikan beberapa tumbukan yang mungkin terjadi
antara molekul gas NO dan molekul gas NO3 dalam reaksi:
NO(g) + NO3(g) → 2NO2(g)
Ilustrasi
pentingnya orientasi dari tumbukan
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
2. Frekuensi terjadinya tumbukan partikel
Semakin sering terjadinya tumbukan partikel (frekuensi
tumbukan tinggi) maka semakin besar peluang terjadinya tumbukan efektif
sehingga laju reaksi juga menjadi semakin cepat.
3. Energi partikel reaktan yang bertumbukan
Energi partikel reaktan yang bertumbukan harus melampaui
energi aktivasi, yakni energi penghalang terjadinya reaksi, sehingga reaksi
dapat terjadi. Bila energi aktivasi semakin rendah, maka laju reaksinya akan
semakin cepat.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain:
1. Konsentrasi Reaktan
Semakin tinggi konsentrasi reaktan, semakin banyak jumlah
partikel reaktan yang bertumbukan, sehingga semakin tinggi frekuensi terjadinya
tumbukan dan lajunya meningkat. Sebagai contoh, dalam reaksi korosi besi di
udara, laju reaksi korosi besi lebih tinggi pada udara yang kelembabannya lebih
tinggi (konsentrasi reaktan H2O tinggi)
. Wujud Fisik Reaktan
Jika reaktan yang bereaksi dalam wujud fisik (fasa) yang
sama, semuanya gas atau semuanya cair, maka tumbukan antar partikel didasarkan
pada gerak acak termal dari partikel. Jika reaktan yang bereaksi berbeda wujud
fisik (fasa), tumbukan yang efektif hanya terjadi pada bagian antarfasa. Jadi,
reaksi dengan reaktan-reaktan berbeda fasa dibatasi oleh luas permukaan kontak
reaktan. Oleh karena itu, semakin luas permukaan kontak reaktan per unit volum,
maka semakin tinggi frekuensi terjadinya tumbukan partikel reaktan dan laju
reaksi meningkat. Sebagai contoh, pada reaksi pembakaran kayu, akan lebih mudah
dan cepat membakar kayu gelondongan yang telah dipotong menjadi balok-balok
kecil dibanding dengan langsung membakar kayu gelondongan tersebut.
3. Temperatur
Semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi energi
kinetik dari partikel reaktan, sehingga frekuensi tumbukan dan energi
tumbukan meningkat. Oleh karena itu, semakin tinggi temperatur, laju reaksi
juga semakin cepat. Sebagai contoh, pada reaksi glowing stick menyala (reaksi
chemiluminescence), glowing stick menyala lebih cepat dan terang di dalam air
panas dibanding dalam air dingin.
4. Keberadaan Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa
terkonsumsi di dalam reaksi tersebut. Katalis menyediakan alternatif jalur
reaksi dengan energi aktivasi yang lebih rendah dibanding jalur reaksi tanpa
katalis sehingga reaksinya menjadi semakin cepat.
Hukum Laju
Hukum laju (persamaan laju) menyatakan hubungan antara laju
reaksi dengan konsentrasi dari reaktan dipangkatkan bilangan tertentu. Untuk
reaksi:
aA + bB → cC + dDHukumnya adalah:
v = k[A]^x [B]^y
di mana nilai konstanta laju, k dan nilai x dan y ditentukan
berdasarkan eksperimen, bukan berdasarkan koefisien stoikiometri persamaan
reaksi setara. Untuk reaksi tersebut, dikatakan reaksi orde ke-x terhadap A,
orde ke-y terhadap B, dan orde reaksi total sama dengan x + y.
Contoh soal:
NO_2 \:(g) + CO(g) \longrightarrow NO (g) + CO_2 (g)
Eksperimen Laju
reaksi awal (M s-1) [NO2] awal (M) [CO] awal (M)
1 0,005 0,10 0,10
2 0,080 0,40 0,10
3 0,005 0,10 0,20
Berdasarkan data eksperimen reaksi di atas, tentukan:
orde reaksi terhadap NO2
orde reaksi terhadap CO
orde reaksi total
konstanta laju
laju reaksi ketika [NO2] = 0,40 M dan [CO] = 0,40 M
Jawab:
Pertama, asumsikan bahwa hukum laju dari reaksi ini yaitu:
v = k [NO_2]^x [CO]^y
. Untuk menghitung nilai x pada [NO2]x, kita perlu
membandingkan data eksperimen 1 dan 2, di mana [NO2] bervariasi namun [CO]
konstan.
\frac{v_2}{v_1} = \frac{k[NO_2]_2^x [CO]_2^y}{k[NO_2]_1^x
[CO]_1^y} = (\frac{[NO_2]_2}{[NO_2]_1})^x atau
\frac{0,080 Ms^{-1}}{0.005 Ms^{-1}} = (\frac{0,40 M}{0,10
M})^x
Diperoleh 16 = (4)x, dengan demikian x = 2. Jadi, orde
reaksi terhadap NO2 = 2.
b. Untuk menghitung nilai y pada [CO]y, kita perlu
membandingkan data eksperimen 1 dan 3, di mana [CO] bervariasi namun [NO2]
konstan.
\frac{v_3}{v_1} = \frac{k[NO_2]_3^x [CO]_3^y}{k[NO_2]_1^x
[CO]_1^y} = (\frac{[CO]_3}{[CO]_1})^y atau
\frac{0,005 Ms^{-1}}{0,005 Ms^{-1}} = (\frac{0,20 M}{0,10
M})^y
Diperoleh 1 = (2)y, dengan demikian y = 0. Jadi, orde reaksi
terhadap CO = 0.
c. Hukum laju reaksi ini yaitu v = k[NO_2]^2. Orde reaksi
keseluruhan = x + y = 2 + 0 = 2
d. Untuk menghitung konstanta laju, digunakan salah satu
data eksperimen di atas, misalnya eksperimen 1.
v_1 = k[NO_2]_1^2 k = \frac{v_1}{[NO_2]_1^2} = \frac{(0,005
Ms^{-1})}{(0,10 Ms^{-1})} = 0,5 M^{-1}s^{-1}
e. v = k[NO_2]^2 = (0,5 M^{-1}s^{-1})(0,40 M)^2
v = 8 \times 10^{-2} M s^{-1}
Comments
Post a Comment